13 Juli 2011

Kekeliruan Dokter, dan Buruknya Hukum Indonesia

Ada unsur penzaliman dalam putusan Mahkamah Agung (MA) yang membatalkan putusan bebas murni Prita Mulyasari dan menyatakan Prita bersalah dalam kasus pencemaran nama baik RS Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang Banten. Lucu, kasus telah ditutup setahun yang lalu tetapi kini Prita dinyatakan bersalah pada tingkat kasasi tanggal 30 Juni 2011. Dengan demikian, Prita dinyatakan bersalah secara pidana di tingkat kasasi dan dihukum enam bulan penjara dengan satu tahun masa percobaan.

Salah Diagnosis
Teman Queency di BIMBA (Bimbingan Baca) namanya Tiara (4 tahun). Ketika ia berlibur ke Tasikmalaya, bersama keluarganya; badannya demam. Diperiksalah Tiara ke dokter setempat oleh mamanya untuk mengatasi demamnya itu. Kata dokter : “Bu, anak ibu sakitnya serius, harus dicek darah dan ronsen. Kesimpulan setelah test : Tiara kena flek, dan harus minum rimcure paed (obat yang bikin air seni merah, jika tak cocok meracuni ginjal dan hati). Tubuh Tiara menolak obat tersebut, muntah-muntah. Dokter menggantinya dengan obat lain yang lebih ringan. 

Mamanya bingung: “Kok anak sesehat ini divonis kena flek? Ia menyerahkan saja pada dokter untuk melakukan yang terbaik. Karena ragu dengan kesimpulan dokter, mamanya memeriksakan kembali ke dokter lain untuk mencari pendapat kedua. Singkat cerita kata dokter kedua :”Bu, anak ibu nggak sakit flek kok dikasih obat flek? Nah, lho? Mamanya malah diomelin dokter (kedua). Kasus lain terjadi pada nenek saya, Ibu Bahriah (almarhum) pernah dirawat di RS ***, diagnosis dokter beliau sakit maag. Setelah diperiksa ke dokter kedua, diagnosisnya katarak. Waduh, ini namanya nggak-nyambung.com..:D

Dugaan saya ketika Tiara dan nenek saya sakit, gejalanya masih di tingkat “terminal”. Dokter masih belum tahu persis arah dari penyakit ini. Menuju sakit flek, pilek, maag, demam berdarah atau masuk angin belaka. Mereka menebak-nebak penyakit pasien. Memberikan pasien yang buta pengetahuan tentang medis, obat lebih dari 3 jenis. Obat flek, antibiotik, obat maag dan sebagainya.

Pada akhirnya jika pasien sakit pilek dituduh kena flek, jawaban mereka : “Maaf Anda kurang beruntung, dokter salah diagnosis. Beda tipis ama Mbah Dukun. Semoga hanya Tiara, dan nenek saya saja yang mengalami hal buruk ini. Sebuah doa konyol di tengah malam. Gubrak. 

Bogor, 14 Juli 2011
Selesai ditulis pukul 24.09 WIB (tengah malam)
Catatan kecil sebelum tidur

   

1 komentar: