07 Oktober 2012

Satu Abad, Satu Hari

Untuk Regina dan Sabina

Seorang lelaki tua membukakan jendela
Untuk anak-anakku yang jelata
Matanya yang telanjang
Meminta sesobek kesederhanaan
Hati nurani
Gadis-gadis kecil itu hanya memiliki senyum
Itupun sesuatu tak selesai
Ia pelajari dalam hidup
Yang sependek usianya

Di ruang yang teduh anak-anakku melukis masa depannya
Mereka berjalan di antara sawah dan galery
Menyusuri lembah penari yang gemulai
Dan tebing peradaban tak bertepi

Anak-anakku menunggu lelaki tua itu
Kaki-kaki kurusnya tertatih
Menuju ketidaksampaian
Tangan keriputnya gemetar meletakkan hati renta
Di atas meja ketidakpastian

Anakku menyerap ketulusannya
Cara belajar senyum paling sederhana

Dorothea Rosa Herliany
Ubud, 2009
Kumpulan Puisi : Santa Rosa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar