12 Februari 2013

Mimpi di Jalan Raya


Abdurahman Faiz

Seperti hari-hari lalu
pagi ini kau tumpuk mimpimu
di sepanjang jalan raya
tapi truk dan bus
telah melindasnya habis
beberapa pengemudi memaki
mencabik sisa mimpimu


hari ini belum dapat sepeser pun
kau ingin menangis
tapi tak ada tempat
untuk menampung airmata

Adik dalam gendongan tersenyum
mengusap pipinya yang kotor
matanya berkilat sesaat
mengira kau bercanda
sebab kalian selalu bernyanyi
dalam segala musim
walau tak ada ayah ibu

Tapi tak pernah ada mimpi
yang hidup lama di jalan raya
dengan lunglai kau hampiri
tong-tong sampah orang kaya
berharap ada sisa mimpi di sana
untuk kau simpan demi masa depan.

(Desember 2003, dari buku: Guru Matahari, DAR Mizan, 2004)

1 komentar: