11 Oktober 2017

Pembelajaran Sastra di Rumah Puisi Taufik Ismail

Salah satu hal yang amat menarik dari Rumah Puisi Taufik Ismail adalah khusus hari Jum’at, terdapat pembelajaran sastra (cerpen, prosa, puisi) di tempat ini, pesertanya minimal siswa tingkat SMA. Pada hari lain Rumah Puisi Taufik Ismail ini juga memperkenankan anak-anak sekolah tingkat SD – mahasiswa untuk belajar menulis puisi, sesuai perjanjian dengan guru Bahasa Indoneia di Rumah Puisi Taufik Ismail.


Jika Anda berkunjung ke Padang Panjang, kurang lengkap jika Anda belum mampir ke Rumah Puisi Taufik Ismail, lokasinya di Nagari  Aie angek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Tak berapa jauh dari Nagari Pandai Sikek, kampung ibunda dari Pak Taufik Ismail. Rumah Puisi Taufik Ismail ini merupakan tempat perkumpulan apresiasi sastra Indonesia dan sastra Minangkabau, di tempat ini juga terdapat pelatihan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Arab bagi pengunjung yang tertarik. Pengajarnya merupakan guru bahasa yang kompeten dari Rumah Puisi Taufik Ismail. 


DUA GUNUNG KEPADAKU BICARA

Kepada Singgalang bertanya aku
wahai gunung masa kanakku 
di lututmu kampung ibuku
Kenapa indahmu dari dahulu 
tak habis-habis jadi rinduku
 
Kepada Merapi berkata aku
wahai gunung masa bayiku 
di telapakmu kampung ayahku
kenapa gagahmu dari dahulu 
tak habis-habis dalam ingatanku
 
Kedua gunung tentu saja
cuaca dingin bahasanya
kabut putih kosa katanya
rintik hujan ungkapnnya
senyap biru bisikannya
 

Kepada dua gunung kuulang tanya
berjawab lewat desahan jutaan daun rimba raya
bergema begitu indahnya lewat margasatwa
ombak nyanyian insekta betapa merdunya  
bertanyalah pada Yang di Atas Sana

( Idul Adha, Senin, 8 Desember 2008. 
Nagari Aie Angek, di seberang Nagari Pandai Sikek)

Pada tahun 2008, Taufik Ismail mendapatkan beasiswa dari Habibie Centre, bersamaan dengan hal tersebut maka terbitlah ide dari Pak Taufik Ismail untuk mendirikan Rumah Puisi. Tepatnya, Rumah Puisi ini berdiri pada 19 Desember 2008. Buku-buku puisi yang Anda lihat berderet di berbagai rak, merupakan buku koleksi pribadi Pak Taufik Ismail, dan buku-buku sumbangan berbagai pihak, jumlahnya lebih dari 8.000 judul buku. Anda boleh membaca buku sepuasnya di sini gratis, namun buku-buku tersebut tidak boleh dipinjam dan dibawa ke rumah. 

Pengunjung Rumah Puisi ini selalu ramai pada hari Sabtu dan Minggu, tak jarang pengunjung rumah puisi ini berasal dari berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, bahkan pengunjung dari luar negeri seperti, Malaysia, Belanda, dan Inggris pun tertarik untuk mengunjungi tempat ini. Pada bulan April 2017 yang lalu, Pak Aher, Gubenur Jawa Barat, Ahmad Dani, Mulan Jamelah, dan Neno Warisman pernah singgah di tempat ini.


Bagi pengunjung yang datang dari jauh dan ingin menginap, di sini juga terdapat penginapan. Tersedia rumah gurindam terdiri dari dua kamar, dan rumah pantun terdiri dari empat kamar. Tempat ini terpilih menjadi Rumah Puisi karena kecintaan Pak Taufik Ismail terhadap puisi, meskipun beliau kuliah di jurusan Kedokteran Hewan Bogor, minat terbesarnya cenderung ke puisi.  Pustaka Pak Taufik lainnya terdapat di Jl. Galur Sari II No. 54, Utan Kayu Selatan, Jakarta, berdekatan dengan kediaman Pak Taufik di Utan Kayu juga. 

Pak Taufik Ismail mengunjungi Rumah Puisi bersama Ibu Ati, (istri beliau) dalam sebulan satu kali, karena Pak Taufik cinta sekali Kota Padang Panjang. Lihatlah pada salah satu dinding Rumah Puisi ini tertulis puisi sajadah panjang yang pasti pernah kalian dengar, lagu tersebut populer dibawakan Bimbo dan terakhir diaransement ulang oleh Noah, dan dibawakan kembali oleh Ariel Noah.

Karya menarik lainnya adalah lagu tangan dan kaki bicara yang dinyanyikan oleh Chisye juga lahir dari hadist yang digubah menjadi lagu oleh Pak Taufik Ismail. Selamat menikmati untaian puisi di Rumah Puisi Taufik Ismail, Anda dapat menemukannya deretan puisi yang dicetak dalam poster di halaman depan Rumah Puisi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar