15 Oktober 2017

Surau Nagari Lubuk Bauk: Surau Buya Hamka Masa Kecil



Surau Nagari Lubuk Bauk sore itu (13/7/17) menjelang adzan Azhar riuh rendah oleh suara anak-anak yang mengaji, lantunan surat-surat pendek mereka bacakan. Dari luar, bangunan surau tiga lantai ini berdiri kokoh dengan lantai kayu dan dinding yang terawat dengan baik. Di surau ini Buya Hamka kecil belajar mengaji dan tidur bersama teman-temannya. Budaya orang Minang adalah anak laki-laki yang sudah berumur 10 tahun tidur di surau untuk belajar agama, adat istiadat, dan pencak silat. Makan di rumah tidur di surau.

Kini Surau Nagari Lubuk Bauk ini bukan hanya menjadi milik orang Minang, tetapi milik internasional, karena surau ini sering dikunjungi turis, baik turis lokal maupun turis mancanegara. Jejak Buya Hamka yang pernah mengaji di surau ini yang menjadi daya tarik para wisatawan.

Surau Nagari Lubuk Bauk letaknya 7 km dari Kota Padang Panjang, tinggi surau ini lebih rendah 1 m dari jalan raya. Lokasinya di Jorong Lubuk Bauk Nagari Batipuh Baruh, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar. Di samping mesjid kuno ini berdiri megah Mesjid Ula, yang berdekatan dengan SMKN 1. Surau ini dibangun mulai tahun 1884- 1901. Kala itu umur Buya Hamka, 14 tahun, rumah Buya Hamka berjarak 1 km dari surau ini. Wow, surau ini sudah merayakan ulang tahun 133 kali. Menakjubkan.

Tanah surau ini merupakan wakaf dari Datuk Bandaro Panjang. Kayu-kayu surau ini terbuat dari kayu surian, kayu yang biasa digunakan untuk rumah gadang yang penuh ukiran. Luas surau ini 154 m2 dan tingginya 3 lantai, lantai pertama dan kedua untuk mengaji, dan lantai ketiga untuk adzan. Atap surau ini bergonjong seperti rumah gadang. Surau bersejarah ini kini hanya digunakan untuk belajar mengaji bagi masyarakat dan anak-anak yang tinggal di sekitarnya. 

Harapannya mungkin agar lahir Buya Hamka-Buya Hamka lainnya  lewat tempaan di surau ini, selain itu agar surau ini tetap bermanfaat, namun jika masyarakat ingin salat berjamaah, mereka dapat melakukannya di Mesjid Ula. Mesjid terdekat dari surau ini.  Ya, orang Minang membekali anak lelakinya dengan ilmu agama, pencak silat tuo, dan sedikit pelajaran memasak. Tiga bekal penting untuk merantau. 

Saya terbayang Buya Hamka kecil yang sedang mengaji di surau ini, sungguh menyenangkan bisa sampai di surau ini. Selamat menikmati negeri Minangkabau sahabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar